Akhir pekan lalu, saya sempat bersua dengan kawan lama.
Suasana hari Minggu sore yang berawan memang nikmat ditemani dengan
secangkir kopi favorit sembari berbincang mengenai kehidupan. Rupanya
tidak hanya soal kehidupan, namun sekali lagi, teman saya itu
menyelipkan kegundahan hati gara-gara wanita incarannya sukar ditebak.
Dari cerita pendek, lama-lama berubah menjadi klinik kencan dadakan. Apa
yang sebetulnya dipikirkan teman saya tadi memang pernah menghinggapi
saya, atau mungkin Anda.
Pria kadang hanya mementingkan fase pendekatan sebagai ajang
penaklukan wanita namun berujung nestapa karena ia lupa bahwa yang
ditunjukkan adalah topeng belaka, jauh dari kata tulus. Bukan
menghakimi, namun saat teman saya berbagi cerita, saya menangkap
kesimpulan apakah ia rela mengorbankan apa saja demi mendapatkan hati
wanita pujaannya dan tetap bertahan di kemudian hari? Tidak ada yang
tahu. Obrolan semakin dalam membuat saya dan teman mencapai satu
konklusi yang terbilang masuk akal. Setiap hal besar bermula dari hal
yang kecil.Dan wanita sebagai makhluk yang sensitif, dipastikan tahu akan hal ini...
Membukakan pintu
Sederhana bukan? Bisa ya, bisa tidak. Trik klasik ini mungkin sudah sering Anda lihat bahkan dari zaman dahulu. Di era yang begitu mengagungkan emansipasi wanita ini, terkadang pria melupakan esensi-esensi dasar dalam hubungan yang sebetulnya merupakan bentuk penghargaan bagi seorang wanita. Sebut saja satu hal ini, membukakan pintu. Jangan hanya membayangkan pintu rumah saja, segala pintu baik pintu mobil, atau pintu mal sekalipun. Tapi ingat, wanita tahu betul bila ini akal-akalan pria hanya untuk mencuri impresinya semata. Kuncinya, bila Anda memang tulus melakukannya, tanpa disadari hal ini akan terus Anda lakukan setelah resmi berpacaran atau mungkin sampai menikah kelak.
Selalu duduk di sebelah kanan
Yang satu ini terbilang unik. Saat naik kendaraan umum, menonton di bioskop, atau berjalan santai di pedestrian, seorang lelaki sejati tahu di mana ia harus memposisikan diri. Mengapa harus di sebelah kanan? Hal ini berkaitan dengan kognitif pria untuk melindungi wanita yang ada di sampingnya. Pernah berpikir sampai sejauh itu? Bayangkan saat Anda berdua naik pesawat, kemudian Anda langsung duduk di pinggir jendela. Bukan tidak mungkin pasangan akan menilai Anda cukup egois tanpa mempersilakannya duduk terlebih dahulu. Be careful!
Tidak memanfaatkan kesempatan
Selalu ada kesempatan dalam kesempitan. Pepatah uzur itu sepertinya memang berlaku dalam dunia bisnis, tapi soal hubungan, buang jauh-jauh pikiran itu. Misalkan Anda ingin memboncengi pasangan saat mengendarai sepeda motor, jangan memanfaatkan keadaan dengan 'memaksa' tangannya untuk merangkul pinggang Anda. Pasangan Anda sudah cukup dewasa untuk mengetahui posisi yang aman dan nyaman bagi dirinya. Bila tangannya terlanjur merangkul pinggang Anda, anggap saja itu bonus yang layak didapatkan.
Sigap dan tanggap
Saat mengencani wanita, sudah sepantasnya pria yang membiayai kencan tersebut. Betul. Oleh karena itu, Anda tidak perlu menjual mimpi dengan mengajaknya makan malam di tempat-tempat mahal. Tunjukkan saja diri Anda apa adanya, atau jadikan itu sebagai sebuah tes sederhana apakah wanita yang ada kencani mencari sosok pria yang 'apa adanya' atau jutru 'adanya apa'. Bila Anda mengajaknya pergi makan atau sekadar duduk-duduk, sesuaikan dengan kondisi dompet. Siapa tahu wanita yang Anda kencani lebih menyukai sesuatu yang sifatnya 'down to earth' seperti makan di kaki lima, atau menikmati kopi di tempat yang jauh dari keramaian.
Keep calm dan confidence
Bagi Anda mungkin itu hanyalah sebuah slogan iklan. Tapi Ambil makna di baliknya. Tetap tenang dan penuh percaya diri. Wanita yang Anda incar bisa saja mundur seketika karena Anda terlalu banyak omong dan mengumbar gombal. Jika wanita harus memilih apakah pria yang banyak uang atau pria yang banyak omong, sudah pasti ia akan memilih pria yang banyak uang. Semakin padi berisi, maka akan semakin merunduk. Jangan sampai juga wanita melihat Anda lebih cerewet dari seorang wanita, maka jangan heran bila nilai minus akan menempel di kening. Inti dari semuanya adalah Anda harus bisa mengendalikan diri dalam segala situasi karena itulah yang menandakan Anda tetap percaya diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar